16.9.12

Sore Bersama Sherio


Warna langit mulai menyembur oranye di sisi barat. Kuseret kaki-ku pelan-pelan, aku tak ingin pulang segera. Jalanan terlihat padat dan sesak. Asapnya tidak berasa, namun jumlah mereka mengakibatkan pedih di mata. Sore ini Sherio mengantarku pulang dengan jalan kaki. Ia diam saja namun terlihat manis, kemeja flanel biru laut di luar kaos abu-abu melambai-lambai mengikuti langkahnya. 

Rambutnya tertiup angin dan bergerak naik turun. Dari samping, wajahnya nampak seperti seorang model di billboard. Aku sering mengejeknya begitu. Karena setiap kali aku memandangi billboard di tengah kota itu, anganku melambai dan menggapai-gapai Sherio. 

“Siapa bilang kota ini penuh sesak?”, tanyanya tiba-tiba

“Kamu lihat 'kan kawanan besi itu sudah menerkam banyak pohon?” 

“Tapi kita bisa berjalan dengan leluasa di sini. Tempat kita berjalan ini. Kalau mau kita bisa bangun tenda dan menginap di sini semalaman”

“Sherio…”, kupanggil namanya. Ia hanya menoleh seperlunya, lalu melanjutkan langkahnya. 

“Hey…”, ia berbalik dan menuju ke arahku.

Genggaman yang hangat tiba-tiba menyelimuti telapak tanganku. Sherio memimpin di depan, ingin menunjukkan sesuatu padaku. Aku tidak bisa membaca ekspresi-nya. One doesn’t simply! Kami melewati berderet-deret gang, kumpulan anak pergi mengaji, dan segala macam kumpulan orang yang merayakan sore mereka untuk berkumpul. Aku sendiri sedang berkumpul dengan rasa penasaran. Dulu, aku menanti dan ingin mempercepat waktu agar bisa bersama Sherio lebih lama. Sekarang, rasa hampa justru menyerangku ketika menghabiskan waktu dengan Sherio. 

Di depan kami adalah garis yang sangat besar dengan genangan air di tengahnya. Kami berhenti menuruni tangga dan duduk di tepiannya. Gravitasi telah membuat kami berdekatan secara horizontal. Sherio tak melepas genggamannya. Tangan kami mulai basah. 

“Haruskah kamu datang terlambat?”, tanyaku memecah jeda yang panjang.

“Apakah kalimat tanya itu harus diartikan secara harfiah?” 

“Menurutmu?”

“Semua itu tergantung hati kecilmu. Satu lagi! jangan bilang Fina kalau kita sedang bergandengan”

Aku tidak akan bilang pacarmu, bahwa kita sedang bergandengan bersama dengan sore yang akan habis sebentar lagi.




#np Emiliana Torrini- Sunny Road

Tidak ada komentar:

Posting Komentar