Berapa juta orang di dunia ini yang tahu keberadaan Desa Geneng, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Yah, yang pernah KKN di sini boleh masuk hitungan deh. Kalau dipandang dari lokasinya, desa ini masuk dalam kategori galau. Kabupatennya sendiri masuk Bojonegoro, sedangkan jaraknya ke Bojonegoro kota lebih jauh dibanding ke Ngawi.
Akses utama menuju Desa Geneng bagi pendatang bedol desa seperti kami ini cukup penuh dengan perjuangan. Sediakanlah perut yang safety riding karena kita akan melewati zona per-off road-an. Hehe, kalau dibilang off road terlalu berlebihan sih ya. Jalan provinsi menuju Geneng berawal dari Kecamatan Padangan (sesudah Bojonegoro kota) ini memiliki tekstur permukaan aspal yang bergejolak.
Yoski! Kami berangkat ke Geneng dengan bus eksklusif yang satu bus hanya diisi oleh kelompok kami. Biasanya sih, satu bus dijejali dengan dua kelompok. Kali ini kami jadi penguasa dan leluasa untuk salto, tidur miring-miring sambil selonjor, push up, squat jump, dsb. Sungguh nikmat! Tapi kenapa tidak ada kelompok lain yang mau bergabung dengan kami? Ya, karena bus kami diklasifikasikan ke dalam jenis bus kaleng tak ber-AC dengan supir yang memiliki jiwa sangat pemberani layaknya para pembalap F1. Faktanya, keberadaan kantong-kantong plastik yang bergantungan di atas kepala-kepala tak berdosa ini sengaja mengintimidasi, seakan-akan mengajak kami “Ayo, mabok darat coy! Biar nge-flay abis coy!” Akhirnya, kamiberserah diri kepada Tuhan agar terhindar dari godaan syetan yang terkutuk.
Berikut adalah rekaman singkat tentang kondisi salah satu desa (dan beberapa aktivitas sehari-hari warganya) dari sekian banyak desa yang ada di Indonesia. Fotonya kurang lengkap sih sebenarnya, tapi lebih baik di-share, hehe
Majalah gawl yang ditemukan di ruang guru sekolah |
Ada juga beberapa butiran debu, eh.. beberapa hal yang berhubungan dengan Geneng:
- Bus Gunung Mas adalah satu-satunya bus umum yang melewati Jl. Raya Bojonegoro-Ngawi. Perhatian! Bus ini bisa mengguncang perut, keimanan serta kejiwaan dengan dahsyat, hehe
- Jalan masuk ke beberapa RT benar-benar off road berbatu-batu dan jauh
- Banyak terdapat pengrajin bonggol jati atau akar jati yang dimanfaatkan sebagai meja, kursi, atau bentuk kerajinan lainnya. Kerajinan jenis ini juga bernilai ekonomi sangat tinggi.
- Banyak terdapat tanaman jati, di sini banyak penduduk yang berprofesi sebagai petani atau pencari jati.
- Tanah disini kering dan berwarna putih, sehingga kalau jalan-jalan meskipun memakai sandal atau tanpa alas kaki, kaki kita akan berganti rupa seperti habis dibedakin.
- Di musim kemarau, sungai juga benar-benar kering tanpa air, ayam-pun bisa main kejar-kejaran di atas sungai kering.
- Ada semacam dam atau bendungan di tempat tersembunyi yang konon katanya horor, bahkan ada nama perempuan yang dikait-kaitkan sebagai nama setan penunggunya (gak berani sebut nama ah). Saat beberapa dari kami (barengan Wina & Bunda) mau kesana, di tengah perjalanan dengan jalur yang sempit, menanjak, dan sangat sepi, tak ada rumah, kami bertemu seorang ibu-ibu bertampang serem yang kami tanyai arah ke TKP, ia menjawab dengan nada creepy “wonten nopo kok bade mriko?” maksudnya “ada apa kok mau kesana?”, semacam kalau mau kesana harus ada keperluan tertentu, dan kabarnya sudah banyak orang yang hilang di sana,entah fakta atau becanda. Akhirnya kami puter balik.
Sebenarnya aktivitas kebanyakan warga disini hampir sama dengan kebanyakan warga desa sebagai petani dan biasa bercocok tanam. Sayangnya, di musim kemarau sawah tidak dapat digarap karena tidak ada pengairan. Sedangkan jati yang memiliki nilai ekonomis tinggi disini jumlahnya makin berkurang akibat sering ditebang dan tumbuhnya membutuhkan waktu cukup lama. Semoga cita-cita komandan Titis memajukan Bojonegoro bisa terwujud. Amiiiiiiiin.
Foto oleh: Inggit & Wina Tita Satiti
knp tak ada satupun fotooku disini!?
BalasHapusmesthi mamih ah. ntik kapan2, bayar dulu pokoknya :9
BalasHapusKak aku tono aku anak desa geneng. Masih ingat kah kakak dengan desa geneng.kapan main kesini lagi.
BalasHapusKak kapan main ke desa geneng lagi.
BalasHapusKak kapan main ke desa geneng lagi.
BalasHapusMasih inget adek, gimana kabar temen2 yang lain? Kak Ratih titip salam buat dek Ali sama Hakim yaa, Adel wiwik jugaa :)
BalasHapusKalo adek baca ini, nitip yaa.. Kak Ratih minta nomor whatsappnya dek Ali sama Hakim
BalasHapusKak aku kangen kapan kakak main ke geneng lagi aku sungguh2 miss you banget kakkkk ka ingit kaaaa
BalasHapusadek sekarang kelas berapa??
Hapus