6.7.13

Taman Kota

It is more natural to me, lying down.
Then the sky and I are in open conversation,
And I shall be useful when I lie down finally:
The the trees may touch me for once, and the flowers have time for me.” ― Sylvia Plath
Taman kota itu selalu menyenangkan. Setidaknya itu yang kami rasakan sore itu. Rekreasi kecil di tengah hiruk pikuk selesainya deadline skripsi dan sidang yang akan menjelang. Sore itu 1 Juli, mendung tengah bergantungan dan asyik masyuk memeluk Surabaya. Niatannya sore itu bersama Puspitje akan ngurus SIM dia di Taman Bungkul. Akhirnya, setelah itu kami jalan-jalan berkeliling taman sekalian menghirup udara yang menyegarkan. To be honest, banyak orang yang bilang "Taman kota itu identik banget sama orang pacaran yang mesum gitu". Pacaran itu lebih syahdu memang sambil menikmati pepohonan, di taman, suasana tenang, tapi sayangnya imej pacaran jadi ternodai oleh para mesyum-ers taman kota. Padahal kalau nonton adegan Tom Hansen sama Summer Finn yang pacaran di taman nggelar tiker pandan kayaknya asik-asik aja, mihihi. Intinya, ruang publik ini sangat berfaedah dalam agenda asmara, namun jika bertindak sewajarnya ya ses! #tips :))

Nature is the best artwork in the universe! God is awesome, super awesome!
Taman kota mungkin miniatur alam yang bisa dinikmati di kota secara gratis. Bagian terkecil alam di dalamnya, menyembuhkan jiwa-jiwa yang terluka, ternoda, terabaikan, ter-dzolimi, terhina, tercampakkan, terdustai. Mungkin aku adalah salah satu orang yang percaya tentang kekuatan alam, pohon-pohon, rumput, langit biru, bahagialah hidup di tempat se-hijau ini. Setidaknya masih ada tempat untuk berteduh di kota ini.

Mohon maaf pamer foto dulu, biar kayak remaja masa kini. :D
setelah dimarahin satpam setempat akibat bermain-main di ayunan anak-anak. ampun cint!
duduk di bangku taman yang bimbang, satu orang kegedean dua orang kesempitan. 

1 komentar:

  1. taman kota juga menjadi paru-paru kota lho
    jadi sebaiknya dijaga baik-baik !

    BalasHapus