Lelehan getah turun menyusun embun
Berdecak-decak melawan penyakit semu
Kristal yang dibelai kasar
Berpendar dan menusuk lebih dalam
Tak 'kan pilu dan tak akan pernah pilu
Karena dulunya senja, tak pernah jauh dari pertengahan
Pekatnya identitas yang beriringan
Langkah kusut di trotoar jalanan
Dahulu, tak ada manis yang terlampau hangus
Kini, tak ubahnya gua-gua jiwa yang runtuh
Lagi-lagi terasing di pagi yang disabung malam
Ayolah, kita melompat menepuk sinar matahari
Sekali ini kita saling tinggalkan jurang yang dingin
Berdinding rongsokan
____________________________________________
Surabaya, 26 Maret 2010, 02.00 WIB
Puisi ini saya buat untuk sahabat-sahabat saya, dan kami akan bertemu akhir pekan ini. Ada yang telah pulang dari rantauan serta berbagai kesibukan sudah memisahkan kami bertahun-tahun. Semoga akan ada banyak cerita baru. :)
subhanallah...
BalasHapus