Dulu teman saya ada yang pernah bilang kalau dia ingin naik jerapah. Saya kira itu merupakan ide yang amat koplak, namun kini saya paham apa yang dia rasakan. Saya sendiri juga bingung mengapa saya benar-benar suka jerapah. Menurut saya mereka adalah makhluk yang cantik sekaligus kuat. Waktu kecil saya pernah membaca bahwa dua kaki depan jerapah dapat meremukkan sehelai singa. Kadang saya seringkali bermimpi sedang berada di padang sabana yang luas di sore hari. Mungkin suatu hari nanti cita-cita saya ke Afrika akan segera terlaksana (ahahahaha). Baru-baru ini di TV ada iklan minuman bersoda yang mengadakan kuis liburan ke Afrika, dan saya akan ikut berpartisipasi, doakan ya.
Sebenarnya saya membuat posting-an kali ini bukan cuma karena saya rindu jerapah. FYI, jerapah di atas adalah jerapah di KBS yang saya foto pada akhir tahun 2010. Waktu itu saya baru membeli kamera dan sedang impulsif dan ingin lihat jerapah. Sayang bertrilyun-trilyun sayang, semua file foto di KBS pada hari itu hilang karena corrupt. :( Semua foto di posting-an ini saja yang tersisa. Di KBS-pun kini sudah tidak ada jerapah, sejak jerapah terakhir mereka telah berpulang akibat keracunan. Kutitipkan salammu nak jika suatu saat hamba ke Afrika. Mungkin sudah banyak orang yang bercerita tentang Kebun Binatang Surabaya, semua yang buruk. :(
Meskipun sejak kecil saya senang berkunjung ke kebun binatang, kadang ada perasaan semacam sudden sad ketika melihat mereka terperangkap di dalam kandang. Hal yang paling saya takuti biasanya ketika ada gajah marah sambil meraung-raung dan mungkin terdengar sambil menggebrak-gebrak kandangnya yang besar. Setelah berbagai kasus Kebun Binatang dan semakin beredar luas di media tentang penyiksaan terhadap berbagai macam hewan. Entah kapan saya akan berkunjung ke kebun binatang lagi, bahkan saya mulai berpikir kearah apakah kebun binatang itu, tempat penyimpanan binatang itu adalah tempat yang ber-peri kehewan-an. Bahkan di luar sana banyak orang yang menyiksa hewan demi mengepulnya dapur mereka, seperti dulu saya pernah nge-twit "Some people do harsh thing for a living". Contohnya mencabuti bulu angsa untuk bantal, tapi angsa-nya dibiarkan hidup setelah bulunya dicabuti, ada pula gajah yang dibunuh demi diambil gadingnya. Why people, why? Ada juga yang mengumpat-umpat di twitter, mengutuki, dan semua pisuhan dari A sampai Z keluar setelah melihat hal semacam itu. Tapi kayaknya percuma juga. Kadang saya menyadari, sejahat-jahatnya hewan buas, manusia bisa jadi jauh lebih ganas. Kadang saya-pun fantasizing, bahwa orang-orang yang menyiksa hewan itu, suatu saat di akhirat bakal dipertemukan sama hewan-hewan yang pernah mereka siksa (mohon berikan pengecualian terhadap kami yang menyiksa nyamuk dengan mengoleskan autan maupun menyemprot baygon).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar