28.7.13

For A Fraction of A Fraction of A Second



“Everything is more complicated than you think. You only see a tenth of what is true. There are a million little strings attached to every choice you make; you can destroy your life every time you choose. But maybe you won’t know for twenty years. And you may never ever trace it to its source. And you only get one chance to play it out. Just try and figure out your own divorce. And they say there is no fate, but there is: it’s what you create. And even though the world goes on for eons and eons, you are only here for a fraction of a fraction of a second. Most of your time is spent being dead or not yet born. But while alive, you wait in vain, wasting years, for a phone call or a letter or a look from someone or something to make it all right. And it never comes or it seems to but it doesn’t really. And so you spend your time in vague regret or vaguer hope that something good will come along. Something to make you feel connected, something to make you feel whole, something to make you feel loved. And the truth is I feel so angry, and the truth is I feel so fucking sad, and the truth is I’ve felt so fucking hurt for so fucking long and for just as long I’ve been pretending I’m OK, just to get along, just for, I don’t know why, maybe because no one wants to hear about my misery, because they have their own. Well, fuck everybody. Amen.” 

— Priest, Synecdoche, New York (2008)

26.7.13

Atau Mungkin Hanya Aku?

Add caption
Aku sibuk mencari tanda seru
Kadang ia hilang bersama benaman kepala-kepala yang kita ajak bicara di udara
Hanya dengan cara itu aku bisa mendengar suaramu

Kita dipertemukan di bulan Juni
Pada sisa-sisa angin barat yang menghembuskan nafas terakhirnya
Namun ia rela bertahan demi kita
Langit dan bumi telah berkonspirasi dalam memposisikan arah kaki kita

Sebelumnya aku pergi kemanapun hanya melihat sandaran kebahagiaan yang hilang dan berjalan
Lalu aku melihatmu berjalan kearahku,
Tak ada detak yang terlalu kencang
Tak ada senyum yang terlalu lepas
Kita hanya sembunyi-sembunyi memandang
Aku hanya menduga
Atau mungkin hanya aku

Dua hari ini kita berpapasan pada persimpangan akhir yang hampir menyentuh ujung
Kadang aku mencuri dimensi untuk melihatmu
Kemudian kau pergi dan memiringkan kepalamu
Sehingga ujung mata itu ikut menduga-duga
Atau mungkin hanya dugaanku saja

Ini gila!

Gravitasi telah mempermainkan kita secara horizontal
Kita bertemu dengan cara perhitungan detik yang selalu presisi
Mereka bilang aku terhirup oleh halusinasi
Tapi aku merekam semuanya dalam catatan biru-ku

Ini gila!

Berkali-kali kita dipermainkan jagat raya
Atau mungkin hanya aku yang merasakannya

Bukan aku yang mengendap-endap di belakangmu
Tapi jagat raya
Sudah kubilang padamu, mereka berkonspirasi

Apakah semua hanya terangkum seperti ini, kemudian sudah
Bolehkah kita saling berbicara hanya untuk memastikan apa yang mereka inginkan dari kita?

Boleh?

6.7.13

Taman Kota

It is more natural to me, lying down.
Then the sky and I are in open conversation,
And I shall be useful when I lie down finally:
The the trees may touch me for once, and the flowers have time for me.” ― Sylvia Plath
Taman kota itu selalu menyenangkan. Setidaknya itu yang kami rasakan sore itu. Rekreasi kecil di tengah hiruk pikuk selesainya deadline skripsi dan sidang yang akan menjelang. Sore itu 1 Juli, mendung tengah bergantungan dan asyik masyuk memeluk Surabaya. Niatannya sore itu bersama Puspitje akan ngurus SIM dia di Taman Bungkul. Akhirnya, setelah itu kami jalan-jalan berkeliling taman sekalian menghirup udara yang menyegarkan. To be honest, banyak orang yang bilang "Taman kota itu identik banget sama orang pacaran yang mesum gitu". Pacaran itu lebih syahdu memang sambil menikmati pepohonan, di taman, suasana tenang, tapi sayangnya imej pacaran jadi ternodai oleh para mesyum-ers taman kota. Padahal kalau nonton adegan Tom Hansen sama Summer Finn yang pacaran di taman nggelar tiker pandan kayaknya asik-asik aja, mihihi. Intinya, ruang publik ini sangat berfaedah dalam agenda asmara, namun jika bertindak sewajarnya ya ses! #tips :))

Nature is the best artwork in the universe! God is awesome, super awesome!
Taman kota mungkin miniatur alam yang bisa dinikmati di kota secara gratis. Bagian terkecil alam di dalamnya, menyembuhkan jiwa-jiwa yang terluka, ternoda, terabaikan, ter-dzolimi, terhina, tercampakkan, terdustai. Mungkin aku adalah salah satu orang yang percaya tentang kekuatan alam, pohon-pohon, rumput, langit biru, bahagialah hidup di tempat se-hijau ini. Setidaknya masih ada tempat untuk berteduh di kota ini.

Mohon maaf pamer foto dulu, biar kayak remaja masa kini. :D
setelah dimarahin satpam setempat akibat bermain-main di ayunan anak-anak. ampun cint!
duduk di bangku taman yang bimbang, satu orang kegedean dua orang kesempitan.