6.9.15

Still on September




Baru beberapa bulan, apapun yang terjadi diantara kami. Biarlah itu terjadi, dan biarlah menjadi yang terbaik. Terkadang kita terlalu memaksa apapun sesuai dengan ekspektasi dan harapan kita. Padahal paksaan itu belum tentu jalan satu-satunya yang terbaik. Terkadang ketika kita memutuskan untuk berhenti di satu titik, kita tidak sadar bahwa sesuatu yang lebih baik akan segera datang ketika kita menjemputnya. Bukan berhenti. Di titik ini saya berusaha untuk bergerak maju, meskipun rasanya berat untuk meninggalkan letupan kecil yang mulai ikut menjauh. Tapi ada sebuah pita merah terbentang di depan sana, seusai saya berusaha berperang dengan diri saya sendiri untuk saat ini. 

Ada mimpi-mimpi yang selalu gagal terwujud, dan saat ini saya merasa harus menyegerakannya. Sehingga saya mencoba menggunting tali-tali yang menahan dan menjerat saya agar tidak bergerak menjemput mimpi itu. Satu per satu, perlahan-lahan saya berusaha menjadi seseorang yang baru, serta memperbarui sudut pandang akan hal-hal yang ada di sekitar saya. Setiap orang punya kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari dirinya.

I was flying so high, everything was seems like too witty now. Instead of choosing hot air balloon, I prefer the stair, because the way to go down (in case I fall someday) wouldn't be that bad, I just need to turn my body around, going down, turn again and step up.